PT Vale Indonesia bertujuan mengendalikan perubahan iklim global. Melalui modalitas investasi serta kreativitas, perseroan ini senantiasa maju dalam menjaga kelestarian lingkungan pertambangan yang berkelanjutan. Mereka mewujudkan Aksi Menggali Keuntungan bagi alam dengan menciptakan teknologi ramah karbon.
Selama proses dekarbonisasi, PT Vale Indonesia berhasil menerapkan teknologi ramah lingkungan pada industri penambangan nikel. Terobosan ini berdampak positif dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. #MulailahDariSaya, ketahui tentang revolusi teknologi nikel bersih yang diterapkan oleh mereka.
PT Vale Indonesia
yang ramah lingkungan.
1. Aktivitas teknologi nikel berwarna hijau milik PT Vale Indonesia terdapat di tiga daerah di Pulau Sulawesi.
Komitmen PT Vale Indonesia dalam merawat pertambangan berkelanjutkan dibuktikan lewat Indonesia Growth Project (IGP). Melalui proyek ini, PT Vale Indonesia memanfaatkan teknologi hijau di tiga wilayah produksi nikel di Pulau Sulawesi, yaitu IGP Pomalaa, Morowali, dan Sorowako.
Dua jenis teknologi nikel hijau telah diterapkan oleh PT Vale Indonesia di tiga area tersebut. Yang pertama adalah High-Pressure Acid Leach (HPAL) yang digunakan di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara, serta di Sorowako, Sulawesi Selatan.
Meski demikian, teknologi kedua, yaitu Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), digunakan di Blok Morowali, Sulawesi Tengah. Kedua metode pengolahan nikel yang ramah lingkungan tersebut adalah produk dari kerjasama antara PT Vale Indonesia dengan para mitranya. Mereka memiliki tujuan tunggal untuk menghasilkan sebuah pabrik nikel yang efisien dalam hal energi serta baik bagi lingkungan.
2. HPAL: Inovasi ramah lingkungan PT Vale di Pomalaa dan Sorowako
PT Vale Indonesia menggunakan teknologi
nikel
Hijau di Blok Pomalaa serta Sorowako. Hal ini merujuk pada manajemen sumber daya nikel yang bertanggung jawab.
High-Pressure Acid Leach
PT Vale berkolaborasi dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dalam mengembangkan pertambangan yang ramah lingkungan melalui program HPAL.
Proyek blok Pomaala diluncurkan pada tanggal 27 November 2022. Menggunakan teknologi HPAL, PT Vale Indonesia menghasilkan nikel berbentuk
mixed hydroxide precipitate
Hasil dari pengolahan nikel tersebut digunakan sebagai bahan dasar untuk baterai mobil listrik.
Sebelum masuk ke area Pomaala, PT Vale Indonesia telah sejak awal bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt pada wilayah Sorowako. Kerjasama tersebut melibatkan pembangunan sebuah pabrik pemrosesan nikel yang menggunakan teknologi HPAL. Menurut laporan kelayakan dari Vale, metode ini dipercaya sebagai dasar utama bagi penambangan ramah lingkungan.
Sebagai acuan, HPAL merupakan teknik untuk mengolah dan memurnikan nikel dari bijih limonit. Prosesnya melibatkan langkah awal di mana nikel direndam dalam larutan untuk kemudian diproses lebih lanjut.
autoclave,
atau wadah bersuhu tinggi. Selanjutnya, nikel menjalani ekstraksi dari larutan konsentrat agar menjadi
mixed hydroxide precipitate.
Setidaknya ada 3 keunggulan utama teknologi HPAL. Pertama, hasil nikel dan kobalt jauh lebih tinggi. Kedua, teknologi ini minim energi sehingga menciptakan keunggulan ketiga, yaitu ramah lingkungan. Penggunaan teknologi HPAL membuktikan komitmen PT Vale Indonesia dalam mengekang pemanasan global.
3. RKEF: Teknologi hijau PT Vale di Morowali
PT Vale Indonesia mengandalkan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) di blok Morowali. Teknologi hijau ini mulai diterapkan bata 10 Februari 2023, tepat setelah PT Vale meletakkan batu pertama untuk IGP Morowali.
PT Vale Indonesia membangun smelter berteknologi RKEF di Sambalagi. Proyek ini memungkinkan pengolahan nikel rendah karbon yang ramah lingkungan. Dengan mengaplikasikan teknologi RKEF, blok Morowali yang dikelola PT Vale mampu menghasilkan 73 ribu ton nikel setiap tahunnya.
Yang membuat IGP Morowali istimewa, ini menjadi pabrik RKEF pertama di Indonesia yang didukung pembangkit listrik tenaga gas alam berkapasitas 500 megawatt (MW). Adapun Vale menggunakan tiga pembangkit listri gas alam di blok Morali.
Berkat teknologi RKEF, pabrik penanganan nikel milik PT Vale Indonesia beroperasi dengan efisiensi energi serta lebih bersahabat dengan lingkungan. Teknologi ini bahkan mampu mendukung PT Vale dalam mengurangi emisi karbon hingga sebesar satu juta ton CO2eq setiap tahunnya.
Proses operasional dari teknologi RKEF melibatkan penanganan bahan mentah nikel dalam bentuk bijiannya.
rotary kiln,
Atau tungku putar. Proses RKEF ini mengharuskan adanya suhu panas ekstrem. Akhirnya, biji nikel akan diubah menjadi feronikel atau
nickel pig iron
(NPI).
Berikut langkah-langkahnya: Bijih nikel pertama-tama dihaluskan menggunakan mesin penggiling, lalu ditambahkan bahan penambahannya. Kemudian, bijih nikel yang telah dilalui proses penghancuran tersebut perlu dipanaskan pada ketel putar berpendingin dengan temperatur pemecahannya. Akhirnya, produk dari pengolahan nikel dimasukkan ke dalam dapur induksi untuk difusi menjadi logam cair.
Dua teknologi ramah lingkungan berbasis nikel milik PT Vale Indonesia memainkan peranan penting dalam mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkaran hidup.
pemanasan global
Baik HPAL maupun RKEF keduanya efisien dalam penggunaan energi serta menekan emisi karbon. Lewat gerakan #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia tetap bertahan pada komitmennya untuk membangun penambangan yang ramah lingkungan dan lestari.