Ular kerap kali menjadi binatang yang paling ditakuti. Ternyata beberapa spesies ular bukan cuma tinggal di hutan atau wilayah terisolasi, tapi juga mendekati permukiman manusia. Banyak faktor yang bikin ular menjelajahi area seputaran kita, mulai dari pencarian makan sampai menemukan lokasi yang lebih aman untuk berlindung. Kehadiran ular di kawasan pemukiman tentu dapat menyebabkan kekhawatiran bagi sejumlah orang. Akan tetapi, disamping itu semua, ular punya fungsi signifikan dalam rantai makanan dan keseimbangan ekologi.
Keberadaan ular di lingkungan perumahan memang tidak bisa dikatakan langka. Bahkan ada beberapa spesies ular yang telah mengadaptasi diri untuk hidup bersama manusia serta menjadikan daerah seputaran permukiman sebagai tempat tinggal mereka. Di dalam artikel ini, kita akan mendiskusikan ragam jenis ular-ular tersebut yang umumnya dapat dilihat di kawasan pemukiman baik itu di Indonesia ataupun secara global.
1. Ular kobra jawa
Kobra jawa (
Naja sputatrix
) dikenal luwes dalam memilih tempat tinggal, bahkan di wilayah yang sudah padat manusia. Ular ini bisa dijumpai di pinggiran desa, sela-sela tumpukan kayu, hingga balik genteng rumah. Usai hujan lebat, mereka sering terlihat menyelinap masuk ke dalam rumah mencari tempat kering dan mangsa.
Reptil ini tergolong sebagai sinantrope, yakni hewan liar yang merasa sangat nyaman mendekati tempat peradaban manusia. Tikus, katak, serta kadal menjadi makanan kesukaannya, dan semuanya banyak ditemukan di sekitar dapur, ladang, ataupun taman belakang rumah. Itulah alasan mengapa ular kobra Jawa cenderung betah bertahan hidup di daerah pemukiman.
Warna tubuhnya bervariasi, dari cokelat zaitun sampai keputihan, kadang dengan semburat biru samar di bagian perut. Meski ukurannya sedang, gigitan dan semprotan bisanya bisa menyebabkan luka serius. Waspada sangat diperlukan karena ular ini dikenal cepat bereaksi jika merasa terancam.
2. Ular tikus
Ular tikus merupakan penduduk rahasia yang sering kali keluar dari tempat persembunyiannya di dekat permukiman manusia. Mereka dipikat oleh adanya tikus serta burung-burung kecil yang biasa membuat sarang pada atap rumah atau bangunan lama. Mulai dari ladang padi di Sumatera sampai ruangan atas rumah di daerah pinggir kota Tokyo, reptil ini handal dalam bergerak tak tersadari.
Jenis ini punya kemampuan adaptasi luar biasa, bahkan nyaman hidup di antara beton dan genteng. Mereka bisa ditemukan di kebun, sela bangunan, hingga balik rak penyimpanan. Daya jelajahnya yang lincah membuat mereka sering berpindah lokasi, mengikuti jejak mangsa yang bergerak ke wilayah manusia.
Meskipun tubuhnya panjang dan penampilannya mencolok, ular tikus bukan tipe yang suka ribut. Mereka tidak berbisa dan justru membantu mengendalikan populasi hama. Sayangnya, karena bentuk tubuhnya menyerupai ular berbisa, kehadirannya sering membuat panik warga yang tak sempat mengenali lebih jauh.
3. Ular sanca kembang
Sanca kembang, atau
Python reticulatus
, sering terlihat melata di area pinggiran kota hingga ke pekarangan rumah warga. Ukurannya bisa mencengangkan, bahkan ada yang melampaui panjang enam meter dan seukuran tubuh manusia dewasa. Ular ini tak segan memangsa hewan peliharaan jika tak ada penghalang di sekitarnya.
Kemampuannya beradaptasi luar biasa—dari rawa, ladang, hutan, sampai saluran air di perkotaan. Ia jago berenang dan bisa bergerak tanpa suara, menjadikannya tamu tak diundang yang kerap tak disadari keberadaannya. Kehadiran tikus, ayam, hingga sampah organik di pemukiman jadi daya tarik utama baginya.
Meski umumnya menghindari manusia, sanca kembang bisa agresif jika terpojok. Beberapa kasus menunjukkan ular ini menyerang saat merasa terancam atau ketika mencari mangsa besar. Karena ukurannya dan kekuatannya yang luar biasa, penting untuk selalu waspada terutama di kawasan rawan.
4. Ular coklat timur
Ular coklat timur (
Pseudonaja textilis
) adalah salah satu ular paling berbisa di dunia. Habitatnya luas, mulai dari padang rumput, hutan, hingga tepi kota. Ular ini banyak ditemukan di Papua Selatan, Australia, dan Papua Nugini.
Sumber makanannya adalah tikus, hewan yang umumnya ditemukan di sawah dan permukiman penduduk. Sebab itulya ular tersebut kerap menyembunyikan diri di tempat pembuangan sampah, retak-retak pada bebatuan, atau bahkan di bawah struktur bangunan. Walaupun tidak secara konsisten mengincar manusia, bertemu tanpa sengaja dengan reptil ini dapat membawa akibat mematikan.
Ular tersebut dikenal sebagai hewan yang agresif dan dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi ketika merasa terancam. Racunnya memiliki efek yang sangat berbahaya bila tak segera ditangani. Sebab ular sering kali kelihatan di area pemukiman serta lahan pertanian, maka orang harus lebih waspada khususnya saat melakukan aktivitas di luar bangunan.
5. Ular krait
Ular krait (genus
Bungarus
) cukup umum ditemui di daerah pedesaan serta pertanian. Biasanya mereka tersembunyi di tumpukan kayu, retakan pada struktur bangunan, ataupun liang tikus di dekat hunian. Pada masa penghujan, kehadiran mereka menjadi semakin kerap lantaran pencarian tempat yang lebih kering.
Tipe-tipe yang umum ditemukan di sekitar permukiman termasuk ular krait bercorak atau disebut juga dengan nama welang serta krait dari Malaysia. Area-area yang melimpahkan sumber makanan seperti tikus dan reptil kecil menjadikan mereka nyaman untuk tetap bertahan hidup dekat perumahan. Tambahan lagi, habitat mereka cenderung memilih area yang redup dan basah sebagai lokasi sembunyinya.
Walaupun pergerakan mereka lamban pada siang hari, ular tersebut sungguh lincah dan agresif ketika malam tiba. Ular ini memiliki racun neurotoksin yang amat berbahaya, sampai-sampai dapat menyerang orang yang tengah tertidur. Sebab biasanya menggigit tanpa suara, hewan ini cukup membahayakan apabila tak diantisipasi dengan baik.
Kehadiran
ular
Di area pemukiman manusia merupakan hal yang sulit dipisahkan, khususnya di tempat-tempat yang masih punya banyak lahan terbuka. Sangat penting buat kita memahami tingkah laku ular serta teknik mencegah pertemuan dengan mereka. Lewat pembersihan lingkungan dan ekstra waspada, kita bisa menempati wilayah bersama-sama dengan ular tanpa harus merasa cemas.