Kemenkes telah membenarkan dukungan dari Fondation Bill & Melinda Gates untuk melangsungkan uji coba fase 3 terkait dengan pengembangan vaksin tuberkulosis yang ada di Indonesia. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, studi tentang vaksin itu sedang berlangsung sekarang oleh Universitas Indonesia serta Universitas Padjadjaran.
“Lebih dari tiga bulan telah berlalu, mungkin hampir setengah tahun jika saya ingat dengan benar,” ujar Budi Gunadi saat berkunjung ke Istana Merdeka Jakarta pada hari Kamis (8/5).
Budi Gunadi mengatakan bahwa rilis hasil penelitian dan pengembangan vaksin TB akan dijalankan secara bertahap. Menteri Kesehatan meramalkan keluarnya laporan sementara atau
interim report
Hasil penelitian klinik terbaru diperkirakan akan dirilis pada tahun 2026, dengan harapan vaksin tersebut bisa dipakai massal mulai 2028.
“Percobaan pengembangan ini dilakukan di tujuh negara berbeda guna menguji efektivitas dan tingkat keselamatannya. Harapannya adalah pada akhir tahun 2028 akan selesai,” katanya.
-
Setelah melaksanakan Initial Public Offering (IPO), Cipta Sarana Medika (DKHH) Berencana Memperbaiki Pelayanan dan Menambah Peralatan Kedokteran.
-
Konglomerat Ciliandra Resmi Akuisisi dan Kendalikan Emiten Sawit Austindo (ANJT)
-
IHSG Merosot Imbas Aksi Ambil Untung Investor, Saham ANTM, TINS dan PTRO Lesu
Direktur Utama Bank Mandiri 2013-2016 itu turut menjelaskan alasan Indonesia bersedia menjadi lokasi uji coba vaksin yang didanai oleh Bill Gates selaku pendiri Gates Foundation. Budi Gunadi mengatakan reaksi vaksin bisa berbeda di tiap-tiap populasi karena faktor genetik, lingkungan dan paparan penyakit sebelumnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam uji klinis itu dapat menjadi penilaian lebih awal terkait daya guna dan keamanan vaksin TBC untuk masyarakat Indonesia. “Kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita. Karena itu tergantung genetiknya juga,” kata Budi Gunadi.
Dia menambahkan bahwa partisipasi para ahli dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran dalam rangkaian penelitian ini bisa membuka kesempatan bagi pertukaran informasi serta teknologi. Selain itu, Budi Gunadi percaya bahwa hal tersebut memberikan peluang kepada Indonesia agar berada pada posisi yang lebih kuat untuk menciptakan vaksin TB lewat Badan Usaha Milik Negara seperti Bio Farma.
Berdasarkan pendapat Budi, jumlah penderita TB baru di Indonesia setiap tahunnya adalah satu juta kasus dan menyebabkan sekitar seratus ribu kematian pertahun. Keadaan itu mengharuskannya untuk melakukan imunisasi masal yang nilainya sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan output produksi lokal saat ini.”Jika hal ini berhasil terwujud, kami dapat meningkatkan proses produksi di Bio Farma,” katanya.
Bill Gates, pendiri Microsoft, sering kali menyumbangkan dana bantuan ke berbagai negara sedang berkembang agar dapat digunakan sebagai tempat percobaan vaksin. Lewat yayasan filantropisnya yang bernama Gates Foundation, dia memberikan alokasi dukungan finansial guna mendukung penelitian dan pengembangan vaksin terhadap penyakit seperti polio, tuberculosis sampai dengan virus corona atau Covid-19.
Indonesia turut menjadi salah satu negara yang dipilih Bill Gates sebagai lokasi uji coba vaksin. Kabar ini disampaikan langsung Presiden Prabowo Subianto saat bertemu bos Microsoft itu pada Rabu (7/5).
Prabowo mengapresiasi komitmen Bill Gates untuk mengembangkan vaksin TBC. Apalagi hampir 100 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. “Beliau menunjukkan komitmen untuk terus bantu kita di bidang itu (pemberantasan TBC),” kata Prabowo kepada Bill Gates dalam pertemuan keduanya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).