Jering.id
,
Jakarta
– Pada masa kini, bagian selatan Indonesia tengah berlangsung fase
hujan
Unsur hujan yang tidak lazim. Kemungkinan terjadinya curah hujan bertambah dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang sedang berpindah menuju musim kering dengan ciri-ciri lebih mencolok yaitu dominasi iklim cerah bersama suhu udara yang meningkat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau
BMKG
Fenomena di daerah selatan Indonesia dipengaruhi oleh kelembapan atmosfir akibat gelombang Rossby Ekuatorial. Ini dapat dilihat melalui nilai anoma Outgoing Longwave Radiation atau radiasi gelombang panjang dari permukaan Bumi menuju ruang angkasa yang bersifat negatif.
Nilai anomali OLR negatif menunjukkan adanya area dengan penumpukan awan-awan berkonveksi dalam atmosfer. Situasi ini diproyeksikan dapat menghasilkan kemungkinan intensitas hujan yang melebihi rata-ratanya, terutama di region Jawa, Bali, Lombok, sampai Nusa Tenggara Timur (NTT), sesuai pernyataan resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada laporan Perkembangan Cuaca Mingguan untuk jangka waktu saat ini, yakni tanggal 9-15 Mei 2025.
Dalam laporan dari Direktorat Meteorologi Publik BMKG dinyatakan bahwa adanya fenomena gelombang Rossby, bersama-sama dengan tingkat tidak stabil atmosfir yang mencapai skala sedang sampai kuat, menjadi penyumbang utama peningkatan kemungkinan hujan dengan intensitas sedang hingga deras yang telah terjadi selama beberapa hari ini di wilayah-wilayah tersebut.
Ditambahkan, tingkat presipitasi di daerah selatan Indonesia untuk beberapa hari mendatang diperkirakan akan turun dibandingkan dengan beberapa hari terakhir. Walaupun begitu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan bahwa kondisi tersebut tetap termasuk dalam kelompok anomali intensitas hujan yang diyakini berada di atas rata-rata dari periode pertama sampai kedua bulan Mei ini.
Curah hujan deras sampai sangat deras seperti yang sering terlihat tiap harinya akhir-akhir ini di daerah tersebut.
Jabodetabek
Pada Rabu kemarin, catatan mencatat hujan sebanyak 127 mm di Jakarta Selatan. Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama tiga hari terakhir menyebabkan peningkatan curah hujan menjadi 101 mm dalam sehari di Nusa Tenggara Timur (NTT).