Jering.id
,
Jakarta
– Praktik
scan
retina
Worldcoin
Yang dirintis oleh Sam Altman, seorang yang terkenal sebagai CEO dari OpenAI, baru-baru ini mendapat perhatian publik di Indonesia.
Tools For Humanity
(TFH), perusahaan di balik teknologi Worldcoin, menghadiahi setiap peserta dengan token digital yang bisa ditukar ke rupiah setelah melakukan scan pada retina mereka.
Menurut laporan yang tersedia, nilai dari token tersebut mencapai ratusan ribu rupiah. Ada juga partisipan yang menyatakan bahwa mereka menerima hadiah senilai jutaan rupiah.
Testimoni seperti milik Udin, supir ojol yang sempat mengunjungi kantor pendaftaran aplikasi Worldcoin tersebut.
Kawasan Grand Boulevard, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Ia menyatakan bahwa sudah mendapatkan uang sebesar Rp 175 ribu setelah menyerahkan retinanya tersebut.
scan
Dan sedang mencairkan uang untuk kali kedua ketika ditemukan di tempat tersebut.
Kenapa nilai token tersebut dihargai berbeda-beda? Berikut ini jawab dari TFH.
TFH Bicara Soal Imbalan dan Data Retina
Tools For Humanity (TFH) menyatakan bahwa pemberian token bukan merupakan bentuk kompensasi atas verifikasi identitas melalui World ID, fitur utama dari Worldcoin–
teknologi yang menggabungkan sistem identitas digital dengan mata uang kripto
Menurut TFH, penerbitan token sebagai klaim bersifat tidak wajib.
“Token tersebut bertujuan sebagai dorongan bagi para pengguna agar mengeksplorasi dan menggunakan jaringan World, yang menghadirkan sejumlah layanan berguna,” ujar perusahaan lewat keterangan resminya kepada
Tempo
, Kamis, 8 Mei 2025.
Berdasarkan TFH, koin dunia tersebut bisa dipakai buat menjangkau sejumlah pelayanan, di antaranya adalah
mini-apps
Token ini dibuat oleh pihak ketiga atau developer di lingkungan World guna mendukung penjelajahan lebih lanjut ke berbagai layanan yang ada di dalam jaringan itu.-Token juga disebut-sebut sebagai alat untuk mempromosikan eksplorasi tambahan terhadap servis yang ditawarkan di sana-.
Di samping itu, TFH juga menggarisbawahi bahwa teknologi mereka tidak menyimpan data personal ataupun biodata pemakai. “Sistem kami dibuat guna melakukan verifikasi kekhasan setiap orang pada zaman AI ini tanpa perlu menyimpan sejumlah pun dari informasi tersebut.”
Di situs web resmi-nya, World ID dinyatakan sebagai solusi yang bersifat pribadi, anonim, dan sepenuhnya bebas biaya, menjamin bahwa informasi pribadi penggunanya tidak akan dipindahtangankan atau disebarluaskan. Layanan ini memang dirancang untuk tersebut.
open source
dan telah melalui proses audit, serta mengedepankan edukasi dan persetujuan dalam setiap prosesnya.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital sudah menghentikan operasional Worldcoin dan WorldID sejak Minggu, 4 Mei 2025. Langkah ini dilakukan oleh pihak berwenang menyusul laporan tentang antrian panjang dari para warga di Bekasi dan Depok yang tertarik untuk mendaftar serta menjalani proses pencitraan mata di tempat kerja Worldcoin.
Beberapa ahli dari berbagai disiplin seperti ilmu data, hukum, dan Teknologi Informasi telah menunjukkan potensi ancaman yang terkait dengan praktek pemindaian retina oleh Worldcoin. Dimulai dari makna esensialnya,
data biometrik
Yang idealnya tidak boleh didistribusikan, ancaman bocornya informasi rahasia dan skema penipuan daring, sampai eksploitasi data semacam kolonisasi.