Apa Sih Hubungannya antara Bumi, Bulan, dan Matahari? Yuk, Kita Bahas!

Semua yang ada di alam semesta ini tak berdiri atau berjalan sendiri. Nyatanya, semuanya saling berhubungan dan berjalan beriringan. Nah, hal tersebut juga terjadi pada bumi, matahari, dan bulan di mana ketiganya saling menyokong, mendukung, dan berhubungan satu sama lain. Dalam hal ini, bumi bisa penuh kehidupan karena matahari. Di sisi lain, bulan juga bisa bercahaya karena adanya matahari.

Selanjutnya, ikatan antara bumi, bulan, serta matahari sungguh erat. Apabila satu dari tiga tersebut mengalami kerusakan atau lenyap, seimbangannya bakal sangat dipengaruhi. Ironisnya, tidak semua orang memahami interaksi mereka. Oleh karena itu, marilah kita teliti lebih jauh tentang hubungan bumi, bulan, dan matahari. Mari pelajari artikel ini dengan cermat untuk meningkatkan pemahamanmu tentang mekanisme alam semesta!

1. Tanpa adanya bulan dan matahari, bumi tidak dapat bertahan hidup.

Berbagai sumber menjelaskan kalau matahari dan bulan merupakan dua hal yang menyokong keberadaan bumi. Pertama, bumi bisa memiliki kehidupan karena adanya cahaya dan panas dari matahari. Kemudian, bulan sendiri membantu mengatur beberapa hal yang ada di permukaan bumi. Tak hanya itu, perkembangan, evolusi, dan pertumbuhan bumi juga sangat erat kaitannya dengan bulan dan matahari.

Jika diulik , bulan terbentuk dari bumi itu sendiri. Spesifiknya, bulan terbentuk akibat tabrakan bumi dengan benda angkasa bernama Theia pada 4.5 miliar tahun yang lalu. Sejak saat itu pecahan dari bumi membulat dan membentuk bulan. Setelah bulan terbentuk, matahari turut membantu dalam terciptanya kehidupan dengan memberikan siklus siang dan malam. Jadi, bisa disimpulkan kalau hubungan bumi, bulan, dan matahari sangat erat dalam upaya mempertahankan dan membentuk kehidupan di bumi.

2. Matahari memberikan cahaya pada bulan di malam hari

Hingga kini, masih terdapat banyak orang yang percaya bahwa Bulan dapat menyinar dengan cahayanya sendiri. Namun, hal itu ternyata salah. Berdasarkan informasi
NASA Science,
Sejujurnya, cahaya bulan adalah hasil pantulan dari sinar matahari. Oleh karena itu, matahari menerangi sebagian tertentu pada bulan. Bagian tersebutlah yang kemudian mencerminkan cahayanya dan dapat dilihat dari Bumi.

Sebagai hasil pantulan, hanya separuh dari bulan yang terkena cahaya. Oleh karena itu, tanpa adanya matahari, bulan tidak dapat menerangi Bumi sehingga membuat malam menjadi amatgelap. Pada dasarnya, Matahari selalu menemani Bumi baik pada waktu siang maupun malam. Namun demikian, ketika menjelang malam, sinar mataharidihalaukan melalui Bulan.

3. Matahari menyediakan pencahayaan dan kehangatan yang penting untuk berbagai bentuk hayat di planet ini.

Cahaya serta hangat dari sang surya amat penting untuk kelangsungan seluruh bentuk kehidupan di planet kita. Sebab itu, apabila tanpa adanya sinar atau panas matahari, mungkin saja dunia tidak menyimpan keragaman hayati sebagaimana yang terlihat hari ini. Misalnya, tumbuhan dapat berkembang biak berkat penyerapan energi matahari tersebut. Selanjutnya, pola perpindahan musiman, perilaku, dan eksistensi binatang pun membutuhkan pengaruh cahaya dan pemanasan dari matahari.

Dilansir
GoodRx,
manusia juga terbantu karena adanya cahaya dan panas matahari. Dalam hal ini, kandungan vitamin D di sinar matahari mampu meremajakan kulit. Selain itu, cahaya matahari juga mampu membunuh bakteri dan memperkuat tulang. Terakhir, saat ini manusia juga bisa memanfaatkan cahaya dan panas matahari menjadi energi terbarukan  lewat teknologi panel surya.

4. Bulan mampu mengatur berbagai siklus di bumi

Laman
Space
Menjabarkan bahwa bulan dapat mengontrol beberapa siklus di Bumi, termasuk siklus pasang surut air laut serta siklus musim. Jadi, apabila Bulan lenyap atau rusak, kondisi hidup di Bumi bakal menjadi sangat kacau. Bulan ini punya pengaruh pada siklus-siklus tersebut dikarenakan adanya gaya tarik gravitasinya. Misalkannya saja, bagian Bumi yang berada dalam posisi menghadap langsung kepada Bulan akan dialami oleh fenomena pasang akibat penarikan air oleh Bulan. Sementara sebelah lain dari Bumi yang tak mengarah ke arah Bulan justru mengalamai surut.

Namun, pengaruh adanya bulan terhadap pergantian musim kurang signifikan. Ini berarti bahwa bulan bukanlah sumber utama dari perubahan atau siklus musim. Sebaliknya, sang surya lah yang merupakan penyebab primer untuk perubahan serta siklus musim tersebut. Pada kasus ini, rotasi Bumi di sekitar Matahari beserta dengan miringannya Bumi terhadap Matahari adalah elemen penting yang menentukan pergantian dan siklus musim.

5. Sinar matahari menjadi acuan untuk menentukan waktu di bumi.

Ketika kita membagi waktunya di Bumi, terdapat berbagai kategori seperti detik, menit, jam, hari, bulan, serta tahun. Secara keseluruhan, matahari punya peranan signifikan dalam mengatur waktu di Bumi ini. Berdasarkan laporan tersebut,
BBC,
Satu hari dipengaruhi oleh munculnya matahari di Bumi. Secara khusus, ketika sang surya tenggelam, siang berakhir dan malam tiba. Selanjutnya, begitu matahari menyingsing, waktu berpindah menuju pagi.

Di samping sebagai penanda hari, sang surya juga bertindak sebagai penunjuk untuk periode setahun. Ini berarti bahwa dalam rentang satu tahun yaitu sekitar 365 hari, Bumi harus mengelilingi Matahari sepenuhnya sekali. Ketika peristiwa tersebut terwujud, kita melihat pergantian tahun, misalnya dari 2001 ke 2002 atau 2016 menuju 2017. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Sang Surya merupakan sebuah jam kosmik yang diciptakan oleh Alam semesta bagi manusia guna lebih mudah memahami alur waktu.

Setelah dipelajari dengan cermat, pastinya Anda akan mengerti tentang hubungan antara Bumi, Bulan, dan Matahari bukan? Ketiga elemen ini sebenarnya memiliki keterkaitan dan saling mendukung. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang tinggal di planet Earth, kita perlu mensyukuri adanya Bulan dan Matahari. Lebih dari itu, kita pun dituntut untuk dapat menggunakan sumber daya alami tersebut secara optimal sehingga kehidupan di Bumi semakin terbantu.