Mengintip 8 Alasan Psikologis Kenapa Kita Selalu Mengecek Ponsel


Jering.id

Pada zaman serba digital sekarang ini, hampir mustahil bagi kita untuk bertahan selama beberapa menit tanpa memegang atau melihat layar telepon genggam. Apakah itu ketika sedang asyik ngobrol, ataupun cuma sesaat setelah cek waktu, jari-jemari kita dengan cepat akan kembali merespons tap pada ikon home screen. Pernahkan Anda melakukan hal tersebut lalu berpikir dalam hati, “Waduh, kok baru saja saya membuka hp ya?”

Permasalahan ini muncul karena sekarang banyak orang tak lagi memakai telepon genggam untuk hal-hal esensial, melainkan disebabkan oleh tekanan impuls otomatis dalam pikiran mereka. Sebagaimana dilaporkan di situs web DMNews hari Jumat (9/05), berikut ini adalah beberapa faktor psikologis yang dapat membantu menjelaskan kenapa kita sering kali memeriksa handphone meski tanpa adanya notifikasi apapun.


1. Alam Bawa Otak ke Arah yang Baru

Dari sudut pandangan biologi, otak kita sebenarnya diciptakan untuk terus mengejar sesuatu yang belum pernah ditemui sebelumnya. Ketika ada potensi adanya informasi baru seperti
chat,
update
Media sosial, atau pemberitahuan yang muncul secara spontan mengirimkan sinyal ke otak agar segera diperiksa. Hal ini terjadi lantaran sesuatu yang baru dapat menyala sistem hadiah dalam pikiran dan membuat kita merasa gembira.

2

Rasanya Tetap Terjebak (FOMO) Masih Menyelimuti

FOMO atau
Fear of Missing Out
adalah dorongan kuat yang membuat kita merasa gelisah kalau tidak ikut serta dalam sesuatu yang sedang terjadi. Saat melihat grup
chat
yang aktif atau unggahan teman-teman di media sosial, kita sering berpikir, “Apa yang aku lewatin, ya?”

Demi menenangkan kegelisahan ini, kita mengecek ponsel. Namun ironisnya, semakin sering kita mengecek, semakin kita merasa tertinggal. Siklus FOMO pun terus berulang.


3. Lingkaran Kebiasaan yang Sulit Diputus

Sering kali kita tak menyadari bahwa tindakan sepele seperti memeriksa ponsel adalah hasil dari rangkaian kebiasaan. Misalnya, saat merasa jenuh, maka akan timbul perilaku mengambil ponsel, diakhiri dengan diberi imbalan berupa semburan dopamin akibat mendapatkan konten yang menyenangkan. Proses tersebut kemudian terjadi secara berkelanjutan dan pada akhirnya menjadi suatu proses otomatis.


4. Dopamin, Bahan Kimiawi yang Menyebabkan Keinginan Berlebihan

Dopamin merupakan zat kimia dalam otak yang menciptakan perasaan bahagia ketika kita memperoleh sesuatu yang disuka, seperti pemberitahuan terbaru, pesan seru, atau klip komedi. Sebagaimana Gregory McKeown ungkapkan, bila Anda tak mengendalikan kehidupan Anda sendiri, maka orang lain—bahkan teknologi—akan melakukan itu bagi Anda.

Meskipun notifikasi telah dinonaktifkan, pikiran kita masih sering menggambarkan suara “ding” tersebut dan tanpa disadari mendorong kita untuk mengecek telepon seluler. Kecenderungan ini begitu kuat karena terkait erat dengan respon kimia dalam otak.


5. Memeriksa Ponsel Sebagai Cara Mengalihkan Perhatian dari Stres (Namun Sementara)

Saat merasa tegang atau canggung, misalnya dalam rapat yang serius atau situasi sosial yang tidak nyaman, melirik ponsel bisa memberi kita rasa tenang sejenak.

Namun studi menunjukkan bahwa mengurangi waktu penggunaan ponsel justru bisa menurunkan stres secara signifikan dalam jangka panjang. Jadi, meskipun ponsel memberi pelarian cepat, dampaknya bisa memperparah kecemasan kita dalam jangka waktu yang lebih panjang.


6. Kami Merupakan Hewan Sosial

Pada dasarnya, manusia memiliki kebutuhan untuk merasa terhubung. Ponsel adalah jembatan utama ke dunia sosial kita melalui chat, media sosial, hingga panggilan video.

Walaupun tak ada hal baru, cukup dengan membuka telepon genggam kadang bisa memberikan perasaan hangat seolah sedang mengatakan, “Saya masih menjadi bagian dari kehidupan di luar sana.” Bahkan sesudah pulang dari area tanpa sinyal, dorongan untuk tetap memeriksa ponsel pun tidak langsung lenyap begitu saja.


7. Aplikasi Diciptakan untuk Membuat kita Ketagihan

Aplikasi sebenarnya dibuat dengan tujuan supaya kita tetap terlibat. Contohnya adalah fitur seperti
scroll
tidak terbatas, pemberitahuan mengundang, dan tombol
like
Dengan animasi yang menghibur memang dirancang agar kita tidak ingin berpindah.

Oleh sebab itu, jika Anda merasa kesulitan untuk menghindari layar tersebut, hal ini tidak hanya disebabkan oleh ketidakdisiplinan saja, tetapi juga karena Anda tengah berurusan dengan taktik psikologis yang rumit dan sistematis.


8. Telepon Genggam Sebagai Bagian dari Jati Diri Kami

Bagi banyak orang, ponsel bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan perpanjangan dari diri mereka. Di dalamnya tersimpan kenangan, jadwal, pengingat, dan bahkan refleksi dari siapa kita di dunia maya. Itulah mengapa kita bisa terus mengecek ponsel, sama seperti kita bercermin atau merapikan pakaian untuk memastikan semua masih “berjalan dengan baik”.

Kebiasaan mengecek ponsel secara terus-menerus bukanlah sekadar bagian dari gaya hidup modern, tapi juga hasil dari berbagai mekanisme psikologis yang saling berinteraksi dengan teknologi canggih. (*)