5 Keajaiban Gazel Ekor Hitam: Petualangan Tak Terbatas Setiap Hari

Gazel (genus
Gazella
) lebih populer dikenal sebagai keluarga antelop yang tinggal di Afrika karena mereka lebih banyak mendiami sabana yang cukup luas di sana. Padahal, ada beberapa spesies gazel yang tinggal di Asia. Salah satu di antaranya adalah gazel ekor hitam atau gazel gondok (
Gazella subgutturosa
).

Gazel spesies ini tergolong ukuran menengah dengan panjang sekitar 94-126 sentimeter dan berat mencapai 17,5 sampai 43 kilogram. Bulu dari gazel ekor hitam mayoritas bercak warna coklat pasir namun juga tersedia dalam variasi putih, hitam, merah muda, serta kuning pada bagian tubuh tertentu. Tambahan lagi, jika kita membandingkannya dengan kerabatnya di Benua Afrika, bulunya relatif lebih panjang dan tebal.

Terlihat perbedaan yang signifikan dalam bentuk fizikal antara jantang dan betinah gazel ekor hitam. Jantan berkembol menjadi lebih besar dengan tanduk panjang sehingga 20-34 sentimeter, manakala betina adalah lebih kecil dan tidak mempunyai tanduk. Kali ini, mari kita ulas lagi tentang ciri-ciri unik dari gazel ekor hitam tersebut secara mendalam. Oleh itu, sila ikuti penjelasan kami hingga akhir, ya!

1. Sebaran peta, lingkungan hidup, serta makanan kesukaannya

Seperti telah ditegaskan sejak awal, gazel ekor hitam adalah jenis gazel yang berada di wilayah Asia. Secara lebih rinci, hewan ini berkeliaran di kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah. Ini menunjukkan bahwa negeri-negeri seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Turki, Kazakstan, Kirgizstan, Turkmenistan, Iran, Afganistan, Pakistan, Cina, serta Mongolia menjadi habitat primer untuk gazel ekor hitam tersebut.

Dilansir
Animalia
Gazel ekor hitam biasanya ditemukan di area gurun dan setengah gurun, dataran berbatu, dataran karst, savana, hutan semak-belukar, serta gunung-gunung yang memiliki ketinggian antara 1.050 sampai 3.500 meter di atas permukaan laut. Mereka hidup cukup jauh dari pemukiman manusia; bahkan jika ada pertanian atau perkebunan dekat habitat mereka, kecenderungan adalah memilih untuk pindah daripada mendekati lokasi tersebut. Gazel jenis ini juga menunjukkan fleksibilitas besar dalam menghadapi iklim bervariasi. Baik itu lingkungan panas dan tandus seperti gurun maupun wilayah salju pada musim dingin tidak menjadi masalah bagi spesies ini.

Untuk hal-hal berkaitan dengan pangan, gazel ekor hitam tentunya termasuk dalam kategori pemakan tumbuhan. Rumput beragam jenis menjadi makanan pokok bagi mereka; akan tetapi, kadang-kadang diselingi juga oleh buah-buahan seperti kurma serta semusim (misalkan melon), akar-akaran, umbi-ombium, tebu, dan tanaman hasil panen yang bisa didapatkan. Pada suatu harinya, gazel ekor hitam sanggup mengkonsumsi sampai 30% dari seluruh beban badannya. Yang mengejutkan adalah bahwa sebetulnya mereka jarang meminum air lantaran kebutuhan hidrasi telah cukup dipenuhi lewat konsumsi makanan tersebut. Akan tetapi, gazel ekor hitam masih mencari tempat-tempat persembunyian air karena di situ tersedia bermacam-macam sumber nutrisi tambahan.

2. Pelari yang cepat

Ada beberapa jenis

predator

yang menargetkan gazel ekor hitam sebagai mangsa potensial, semisal serigala abu-abu, harimau, caracal, rubah, elang emas, elang stepa, sampai anjing liar. Banyaknya predator ini jelas membuat mamalia ini harus beradaptasi supaya tidak mudah dijadikan santapan. Nah, salah satu solusi yang sering dilakukan gazel ekor hitam untuk mengatasi terkaman predator adalah dengan berlari.

Ultimate Ungulate
melansir kalau gazel ekor hitam mampu mencatat kecepatan puncak hingga 60 km per jam ketika dikejar predator. Kecepatan itu dapat mereka pertahankan sampai jarak 200—300 meter sebelum berhenti sejenak untuk memastikan keadaan. Sebelum mulai berlari pada kecepatan puncak, gazel ini punya kebiasaan melompat-lompat dengan kaki yang kaku. Sementara itu, saat berlari, leher gazel ekor hitam akan merentangkan leher ke depan sambil mengangkat ekor. Hal ini diduga membantu mereka supaya dapat mencapai kecepatan puncak dengan mudah.

3. Hidup secara berkelompok

Pada rutinitas sehari-harinya, gazel ekor hitam cenderung tinggal bersama dengan sebuah grup kecil. Grup tersebut biasanya terdiri dari 2 hingga 9 anggota; namun saat musim dingin, mereka bergabung menjadi satu kumpulan yang lebih besar mencapai antara 10 sampai 30 individu. Perempuan, anak muda, serta balita senantiasa hadir dalam rombongan itu, sedangkan jantan lebih memilih untuk hidup sendiri.

Dilansir
Animalia
Kelompok unggas gazel ekor hitam ini biasanya bermigrasi jarak jauh saat cuaca dingin mencapai sekitar 10-30 kilometer per hari guna menemukan sumber makanan. Tanda-tanda bahaya diberikan oleh anggota grup melalui seruan yang beragam sebagai peringatan terhadap hadirnya pemangsa. Suara tersebut juga digunakan untuk komunikasi di antara ibu dan anak-anak mereka, terutama ketika ingin mengajak atau memanggil mereka.

Selama masa reproduksi, jantan cenderung mendirikan wilayah sendiri dekat dengan kelompok betina. Mereka secara ketat mengontrol area tersebut dan memberi tahu batas-batasnya melalui tinja, urin, pelepasan kelenjar preorbital, serta bekas tusukan tanduk dan jejak kuku. Pada saat-saat menjelang musim perkawinan, sikap jantan menjadi semakin agresif dalam mempertahankan daerah milik mereka; akibatnya, perkelahian seringkali tidak bisa dicegah bila dua jantan bertemu satu sama lain.

4. Sistem reproduksi

Musim kawin bagi gazel ekor hitam terjadi antara September—Desember. Jantan aktif dalam mencari betina dan tak jarang mengejar kawanan betina sampai ada yang tertarik. Kalau tak sengaja bertemu jantan lain, mereka akan saling berkelahi guna mendapat hak kawin dengan betina. Dalam satu musim kawin, jantan dapat kawin dengan 2—12 betina berbeda. Oh iya, alasan mengapa gazel ekor hitam punya nama lain, yakni gazel gondok (
goitered
), dikarenakan jantan mengalami pembengkakkan pada leher mereka saat musim berkembang biak.

Animal Diversity
Menurut laporan, seekor betina dari jenis Gazel Ekor Hitam biasanya melahirkan antara 1 hingga 4 anak per musim. Durasi kehamilannya berkisar antara 5-6 bulan dan bayi tersebut akan tinggal bersama induknya selama kurang lebih 3-6 bulan awal setelah lahir. Pada saat berumur 6 bulan, bayi gazel ekor hitam sudah mampu hidup secara mandiri. Lalu, memerlukan waktu sekitar 6-18 bulan agar species ini mencapai masa kedewasaan reproduksi mereka. Dalam habitat aslinya, umur rata-ratanya adalah sekitar 6 tahun; meskipun demikian terdapat beberapa kasus di mana individunya bisa bertahan hingga usia 12 tahun.

5. Status konservasi

Berdasarkan data dari Daftar Merah IUCN, ternyata situasi populasi gazel ekor hitam saat ini kurang menggembirakan. Status hewan tersebut memprihatinkan.

hewan

ini sudah masuk pada tingkat rentan punah (Vulnerable). Sementara itu, populasi mereka saat ini ditaksir antara 42—49 ribu individu dengan tren yang terus menurun. Terlihat banyak, memang, tetapi sebenarnya angka itu sudah jauh menurun jika dibandingkan dengan data tahun 1990-an, dimana kala itu gazel ekor hitam masih berjumlah 120—140 ribu individu.

Sedihnya, penurunannya paling drastis malah terjadi dalam 1 dekade terakhir, yaitu kira-kira 30 persen dari jumlah populasi pada era 1990-an. Dilansir
Animal Diversity
Penyebab pokok dari penurunan populasi gazel ekor hitam adalah perburuan masif oleh manusia serta degradasi lingkungan hidup mereka. Hewan ini ditargetkan baik sebagai makanan atau hanya untuk aktivitas membidik hewan, sedangkan tempat tinggal alami mereka kian menyempit akibat pembentukan permukiman baru, pengembangan lahan pertanian, dan perkembangan industri peternakan ke dalam wilayah-wilayah terluar.

Sebenarnya, peranan gazel ekor hitam amatlah vital dalam lingkungan aslinya. Berkat keragaman dietnya, tumbuhan-tumbuhan yang dimakannya bisa menyebar dengan baik akibat mobilitas harian hewan tersebut yang cukup luas. Di samping itu, binatang pemangsanya pun mendapatkan pasokan makanan dari eksistensi spesies ini, sehingga kehadiran gazel ekor hitam menjadi elemen utama untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem setempat.