5 Fakta Menarik Clematis Vitalba, Bisa Tumbuh 9 Meter dalam Setahun!

Pernahkah kamu melihat tumbuhan merambat dengan bunga putih kecil dan biji-biji berbulu yang mirip janggut kakek? Itulah clematis vitalba, tanaman merambat yang punya banyak nama julukan seperti “Old Man’s Beard” (Janggut Kakek) atau “Traveller’s Joy” (Kegembiraan Musafir). Tanaman yang termasuk dalam keluarga Ranunculaceae ini ternyata bukan sekadar tanaman hias biasa, tapi punya sejarah panjang dan kegunaan yang mengejutkan.

Meskipun sering dianggap gulma invasif di beberapa negara karena kemampuannya tumbuh sangat cepat dan menutupi tanaman lain, clematis vitalba sebenarnya punya banyak fakta menarik yang jarang diketahui. Dari zaman Batu hingga pengobatan tradisional, tanaman ini telah menjadi bagian penting dalam sejarah manusia. Yuk, simak lima fakta menarik tentang si tanaman merambat yang satu ini!

1. Tumbuhan kuno dengan sejarah panjang sejak Zaman Batu

Clematis vitalba memiliki sejarah penggunaan oleh manusia yang menakjubkan, bahkan sejak zaman Batu. Di Swiss pada zaman Batu, batang tanaman ini digunakan untuk membuat tali yang kuat karena sifatnya yang lentur namun tangguh. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa tanaman ini sudah dimanfaatkan manusia jauh sebelum peradaban modern.

Nama “Clematis” datang dari kata Yunani yang mengartikan sebagai “tunas tanaman”, sesuai dengan karakteristik tumbuhan merambatnya. Sementara itu, istilah “vitalba” berasal dari bahasa Latin dan berarti “anggur putih,” hal tersebut berkaitan dengan kelopak bunga putihnya yang melapisi tanaman saat musim panas. Tanaman Clematis vitalba sudah dikenali sejak zaman dahulu dalam beberapa budaya Eropa lama, membuktikannya menjadi elemen penting dalam kehidupan komunitas tradisional.

2. Tanaman yang tumbuh sangat cepat dengan daya sebar yang mengagumkan

Apabila Anda menganggap tanaman merambat biasa hanya tumbuh dengan lambat, mungkin belum pernah melihat Clematis vitalba. Tanaman tersebut mempunyai laju pertumbuhan yang sangat pesat. Batang muda dapat mencapai panjang hingga 2 meter dalam satu tahun, sementara tanaman dewasa bahkan bisa bertambah sepanjang 9 meter dalam waktu yang sama. Hal ini menjadikan ia berkembang jauh lebih cepat daripada jenis-jenis tanaman penggerombol lain seperti Ivy Inggris.

Tidak hanya pertumbuhannya yang pesat, clematis vitalba juga memiliki daya reproduksi yang sangat memukau. Tanaman tunggal dapat menghasilkan sebanyak 100.000 buah benih setiap tahun, dengan bijinya mampu bertahan hidup di tanah hingga lima tahun lamanya. Kapabilitas penyebarannya yang begitu hebat membuat tanaman ini dikenal sebagai spesies asing berbahaya di beberapa wilayah seperti Selandia Baru dan bagian dari Amerika Serikat, tempat tanaman itu sudah merambah secara luas serta membayangi keberadaan habitat alami setempat.

3. Mengandung kegunaan pengobatan yang sudah dipakai sejak lama jutaan tahun

Walaupun mengandung zat beracun, clematis vitalba sudah sejak lama dimanfaatkan dalam praktik penyembuhan tradisional oleh beberapa masyarakat. Tanaman genus Clematis ini umumnya dipakai dalam terapi alternatif guna meredakan gejala asma, masalah rematik, kelainan pada sistem saraf, malaria, dan juga sifilis. Selain itu, tanaman tersebut dikenal mempunyai khasiat sebagai bahan alami dengan aktivitas antibakterial, anti-inflamasi, pereda rasa sakit, dan potensi melawan sel kanker.

Bagian tumbuhan yang telah kering dipergunakan dalam terapi homeopati guna meredakan pelbagai kondisi medis seperti radang sendi (reumatik), migrain, pembuluh darah bengkak, keluhan tulang, penyakit kulit jangka panjang, serta penimbunan cairan tubuh. Menariknya lagi, dedaunan yang dikombinasikan dengan buah anggur dapat membantu mengatasi diare, membasmi rasa sakit pada gigi, dan juga diperkirakan punya dampak positif bagi gigitan ular. Walau demikian, penting dimengerti bahwa bagian tumbuhan segarnya memiliki zat bernama protoanemonin yang bisa mencetuskan iritasi pada kulit maupun lapisan mukosa.

4. Menjadi rumah dan sumber makanan utama untuk banyak jenis serangga

Walau kerap dikenal sebagai tanaman liar, clematis vitalba justru memiliki fungsi signifikan dalam ekosistem dengan menjadi tempat tinggal dan sumber nutrisi untuk bermacam-macam serangga. Tumbuhan ini dikonsumsi oleh larva beragam tipe kumbang sutera, meliputi beberapa jenis yang amat tergantung pada keberadaannya sebagai satu-satunya asupan makanan, antara lain small emerald, small waved umber, serta haworth’s pug.

Di samping berfungsi sebagai pangan untuk larva ngengat, bunga clematis vitalba pun dilirik oleh serangga pemindah pollen pada waktu siang, misalnya lebah dan lalat pengambang. Hal tersebut membuat spesies tanaman ini menjadi elemen yang tak terpisahkan dari jaring-jaring makanan serta alur penyilangkan polong-polongan di lingkungan tempat pertumbuhanya. Selanjutnya biji-bijinya turut disantap oleh sejumlah besar burung layaknya jenis Goldfinch dan Greenfinch, memperkuat aspek kelestarian ekologisnya.

5. Berguna secara nyata dalam keseharian

Di luar manfaatnya dalam bidang kesehatan, clematis vitalba ternyata juga punya banyak fungsi serbaguna yang memukau. Misalnya di Slovenia, orang menggunakan batang tumbuhan tersebut untuk membuat keranjang tempat menyimpan bawang serta sebagai ikatan pada tanaman petani lainnya. Menariknya lagi, tanaman ini amat efektif ketika dipakai untuk mengikat paku gandum sebab hewan pengerat seperti tikus enggan mendekati atau merusakkannya.

Tanaman ini punya cerita kuliner yang unik. Di Italia, tunas muda dari clematis vitalba dikumpulkan buat dibuat jadi omelet, pastinya sesudah diremas agar zat berbahayanya hilang. Tanaman clematis vitalba juga diolah menjadi essensi bunga bernama “Rescue remedy”, serta digunakan dalam terapi untuk mengatasi permasalahan seperti mudah melamun atau kurang fokus. Berbagai guna yang ada pada tumbuhan ini mencerminkan sifat adaptifnya dalam menjawab beberapa keperluan manusia.

Walaupun seringkali dilihat sebagai rumput liar yang perlu dikontrol, kita tidak boleh menyepelekan manfaat tumbuhan ini dalam sejarah dan budaya umat manusia, serta fungsinya dalam ekosistem setempat. Oleh karena itu, saat berikutnya Anda menjumpai tanaman merambat bernama “jenggot putih” di sekitar pagar atau pohon-pohon, ingatlah bahwa dibalik kesederhanaannya terdapat cerita dan utilitas yang luar biasa.