Ternyata Si Tentakel Memiliki 3 Jantung yang Ajaib!

Kepala kuril atau gurita merupakan binatang laut dengan berbagai keunikan. Tak hanya menyandang delapan ekor kaki serta otak yang rumit, spesies ini juga dilengkapi dengan tiga buah jantung! Informasi tersebut pastinya membangkitkan ketertarikan bagi sejumlah besar insan.

Kenapa kalajuga memiliki lebih dari satu jantung? Apa sebenarnya mekanisme sirkulasinya? Ayo kita bahas pengetahuannya secara ilmiah agar semakin terpesona oleh makhluk lautan luar biasa ini!

1. Jantung primer satu, dua jantung sekunder

Gurita mempunyai tiga jantung dengan peran setiap jantungnya unik. Jantung primer adalah salah satunya.
(systemic heart)
Memompakan darah keseluruhan tubuh. Dua jantung tambahan tersebut dikenal sebagai branchial heart, yang setiapannya memompa darah menuju insang di sisi kanan dan kiri.

Ketika seekor cumi-cumi bernapas, darah dengan kadar oksigen rendah ditekan oleh jantung sekunder menuju insang guna menyerap oksigen. Sesudahnya, darah kaya akan oksigen tersebut dikirim oleh jantung primer keseluruhan bagian tubuhnya. Struktur sistem ini memperbaiki pengiriman oksigen secara efektif ketika berenang di lautan dalam.

2. Jantung primer menghentikan detaknya ketika gurita sedang berenang.

Mengejutkan saja, jantung utama dari seekor cumi-cumi akan berhenti memompa ketika hewan tersebut bergerak dengan lincah. Ini menyebabkan mereka mudah lelah dan tidak mampu melakukan perjalanan panjang secara terus-menerus melalui air. Oleh karena itu, cumi-cumi cenderung merayap pada permukaan bawah lautan dibandingkan dengan berenang secara bebas.

Jantung utama yang beristirahat dimaksudkan untuk menurunkan tekanan darah ketika tubuh meremas dengan kekuatan besar. Hal ini merupakan metode penyesuaian khusus agar dapat mempertahankan tenaga serta selamat. Oleh karena itu, walaupun memiliki tiga jantung, gurita masih perlu bijak dalam menggunakan energinya.

3. Air darah dari gurita memiliki warna biru, tidak seperti yang biasanya berwarna merah.

Di luar struktur jantungnya yang istimewa, darah dari seekor cumi-cumi pun memiliki perbedaan dibandingkan dengan manusia. Ciri khas ini ditunjukkan oleh warna birunya, disebabkan adanya hemocyanin dalam tubuh mereka, sementara pada manusia terdapat hemoglobin. Zat aktif di dalam hemocyanin adalah tembaga, dan tidak seperti itu, hemoglobin menggunakan zat besi sebagai komponennya utama.

Hemocyanin memiliki keefektifan yang lebih tinggi dalam menangkap oksigen pada temperatur sejuk serta konsentrasi oksigen rendah, misalnya di dasar lautan. Ini lah alasan utama kenapa kepiting dapat bertahan hidup di lingkungan yang keras tersebut. Pewarnaan darah mereka yang berwarna biru menjadi indikator dari perubahan biologi yang sangat istimewa.

4. Penyesuaian Untuk Hidup Di Dasar Laut

Samudra lepas memiliki tekanan besar, suhu sejuk, serta kandungan oksigen yang minim. Untuk bisa bertahan hidup di lingkungan ekstrim itu, gurita perlu memiliki sistem peredaran darah yang handal. Solusinya terletak pada tiga buah jantung dan darah berwarna kebiruan mereka.

Dengan tiga jantung, aliran darah gurita tetap stabil saat ia berpindah tempat atau bersembunyi dari predator. Ini menunjukkan evolusi gurita sangat canggih dan responsif terhadap lingkungannya. Tak heran kalau gurita dianggap hewan laut paling pintar.

5. Jantung gurita tak hanya memompa, tapi juga melindungi

Sistem peredaran darah gurita bukan hanya untuk mengalirkan oksigen. Ia juga membantu mengatur suhu tubuh, mengangkut nutrisi, dan membuang limbah. Fungsi jantungnya jadi sangat penting untuk menjaga kesehatan seluruh tubuhnya.

Dengan bentuk badan semacam ini, gurita dapat mengeksekusi berbagai keajaiban. Mereka bisa menyembunyikan diri, merespons dengan pesat, dan bahkan membuka penutup botol! Hal-hal tersebut tidak terwujud tanpa memiliki sistem biologi yang sangat cekatan dalam kerjanya.

Kepala udang menunjukkan betapa hebatnya alam dalam menghasilkan kehidupan. Ketiganya merupakan bukti konkret tentang sejauh mana penyesuaian dapat merancang organisme yang rumit. Semakin terpesona, ‘kan, dengan kedelapan tentaklenya itu?