OpenAI Tak Terdengar Bergabung dengan FDA AS: Bisakah AI Menjadi Pemain Utama dalam Bidang Kesehatan?


Jering.id

– Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah berkali-kali berdiskusi dengan OpenAI selama beberapa minggu terakhir tentang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam penilaian obat.

Pembicaraan tersebut melibatkan sebuah projek berlabel cderGPT, yang diartikan sebagai Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat. Acara pertemuan ini adalah komponen dari usaha Badan Pengawas Obat dan Makanan AS dalam mengakselerasi jalannya peninjauan pengobatan lewat dukungan teknologi.

“Kenapa membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun agar obat baru bisa mencapai pasaran?” tulis Komisioner FDA Marty Makary di X.

“Kenapa kita belum mengadopsi teknologi modern seperti kecerdasan buatan dan sebagainya? Kami baru saja menuntaskan penelitian ilmiah pertama kami yang didukung oleh AI, dan ini hanyalah awal dari perjalanan tersebut,” jelasnya.

Dikutip dari Wired pada, Sabtu (10/5), berikut beberapa informasi terbaru mengenai diskusi antara OpenAI dan FDA.


Diskusi Internal dan Tokoh Terkait

Sumber yang mengetahui pertemuan tersebut menyebutkan, tim kecil dari OpenAI serta dua orang dari kelompok Department of Government Efficiency yang dikaitkan dengan Elon Musk telah bertemu dengan FDA.

Pembahasan dipimpin oleh Jeremy Walsh, pejabat AI pertama di FDA. Namun, saat ini, belum ada kontrak resmi yang ditandatangani.

Walsh pun pernah berjumpa dengan Peter Bowman-Davis, seorang siswa yang mengambil cuti dari Universitas Yale dan saat ini menjadi petinggi sementara dalam bidang AI di Deparetmen Kesehatan dan Pelayanan Sosial.

Respon dan Kemungkinan Penerapan Kecerdasan Buatan

Mantan Komisioner FDA, Robert Califf, mengatakan bahwa penggunaan AI oleh tim peninjau FDA sudah berlangsung selama beberapa tahun.

“Sangat menarik untuk menyimak detail bagian manakah dari laporan tersebut yang ‘didukung oleh kecerdasan buatan’ dan maknanya,” katanya lewat surel.

Rafael Rosengarten, kepala eksekutif Genialis sekaligus pencetus Aliansi untuk Kecerdasan Buatan di Bidang Kesehatan, mengapresiasi adanya automasi proses seperti verifikasi keakuratan formulir.

“Seperti halnya tindakan kecil tersebut dapat mengakselerasi proses pemberian masukan kepada pemohon,” ujarnya.


Tantangan serta Projek Dalam Negeri FDA

Seorang eks pekerja FDA yang sebelumnya telah mencoba ChatGPT untuk keperluan medis menyebutkan bahwa adanya model AI yang memberikan data persuasif tetapi kurang tepat dapat memicu ketidakpastian.

“Siaran mereka tentang betapa handalnya platform ini untuk pekerjaan tinjauan,” katanya.

Di bulan Desember 2023, FDA mengumumkan adanya kesempatan fellowship untuk menyelidiki penerapan model bahasa berbasis kecerdasan buatan besar ini dalam bidang penemuan obat-obatan serta peraturan terkaitnya.

Januari lalu, OpenAI mengumumkan ChatGPT Gov, versi khusus untuk pemerintah, serta menyatakan tengah berupaya memperoleh akreditasi FedRAMP agar dapat menangani data sensitif federal.